JURNAL
Bangun Muljo Sukojo dan Diah Susilowati
Review
Analisis
Dampak Perubahan Penggunaan
Lahan terhadap Tingkat Pencemaran di Wilayah Kali Surabaya merupakan
salah satu langkah
untuk mengetahui seberapa jauh dampak yang ditimbulkan oleh
perubahan penggunaan lahan
di sekitar Kali
Surabaya terhadap tingkat pencemaran yang
terjadi. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan
metoda Inderaja
(Penginderaan Jauh) dan model monitoring kualitas air melalui SIG
(Sistem Informasi Geografis) untuk
mengevaluasi dan memonitor
penataan dan pengelolaan lingkungan, khususnya
Kali Surabaya. Hasil analisis
tersebut diharapkan dapat
digunakan dalam pengendalian pemanfaatan lahan di wilayah Kali Surabaya.
SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan
mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik
tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara
bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan.
Penginderaan
jauh
(atau disingkat inderaja) adalah
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat
yang secara fisik tidak melakukan kontak dengan objek tersebut saat dilakukan
pengukuran atau akuisisi. Data dari objek atau fenomena tersebut diperoleh dari
sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat,
pesawat luar angkasa, satelit,
kapal
atau alat lain.
Pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran
air wilayah Kali
Surabaya diasumsikan terjadi
karena penurunan kualitas air sungai yang meliputi
parameter kunci BOD, COD,
TSS. Data kualitas air Kali Surabaya diperoleh berdasarkan hasil
pemantauan kualitas air pada 9 titik pantau secara kontinu. Pengambilan
data kualitas air dilakukan setiap bulan baik musim kemarau maupun
musim hujan. Pengaruh perubahan
lahan diasumsikan terjadi sesuai dengan pembagian segmen
berdasarkan arah konturnya.
Penurunan kualitas air seperti jumlah COD, BOD, dan padatan tersuspensi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan yang bergerak dalam sektor perikanan. Dari pengambilan sampel air dari sembilan titik menunjukan peningkatan jumlah cemaran yang mendominasi perairan dari tahun-ketahun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap usaha perikanan yang memanfaatkan air yang berasal dari kali surabaya, hal ini dapat menyebabkan kematian kematian pada kultivan yang kita pelihara akibat tingginya bahan pencemar yang terkandung dalam perairan.
Penurunan kualitas air seperti jumlah COD, BOD, dan padatan tersuspensi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan yang bergerak dalam sektor perikanan. Dari pengambilan sampel air dari sembilan titik menunjukan peningkatan jumlah cemaran yang mendominasi perairan dari tahun-ketahun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap usaha perikanan yang memanfaatkan air yang berasal dari kali surabaya, hal ini dapat menyebabkan kematian kematian pada kultivan yang kita pelihara akibat tingginya bahan pencemar yang terkandung dalam perairan.
Konsep
penyusunan model hubungan
antara dampak perubahan penggunaan lahan
terhadap tingkat pencemaran di
wilayah Kali Surabaya,
dilakukan berdasarkan analisis
terhadap perubahan penggunaan lahan dan tingkat pencemaran yang terjadi pada titik-titik pantau masing-masing segmen. Pada tahap awal dilakukan
pemrosesan Citra Landsat
TM (Thematic Mapper) tahun 1997 dengan proses pengolahan data citra menggunakan software DIMPLE yang diinterpretasikan menjadi peta penggunaan
lahan tahun 1997. Sedangkan
peta penggunaan lahan (landuse)tahun 1990 diperoleh dengan cara digitasi terhadap peta penggunaan lahan skala 1:50.000. Pengolahan database SIG, pengolahan
analisis spasial dan statistik dengan menggunakan
software Arcview Spasial Analysis versi 1.0 untuk
membuat model perubahan penggunaan lahan terhadap tingkat pencemaran yang dianalisis dari nilai kandungan BOD (Biological
Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) pada tiap titik pantau dalam
suatu segmen (area) Kali Surabaya
Tahap
pembuatan database SIG
dilakukan melalui tahap-tahap berikut: (a) pengelolaan data sekunder yang berasal dari peta penggunaan lahan tahun
1990, peta topografi, dan data lapangan mengenai kondisi kualitas
air di Kali Surabaya serta penentuan lokasi
titik pantau; (b) digitalisasi peta
penggunaan lahan (landuse) berikut penyesuaian sistem proyeksinya dari koordinat
meja ke koordinat UTM (Universal Transverse
Mercator), penyuntingan
peta dan memasukkan
data atribut; (c)
tumpang
susun (overlay) peta penggunaan lahan tahun 1997 dengan
peta penggunaan lahan
tahun 1990. Kemudian
dengan memanfaatkan fasilitas sofware yang ada dilakukan
analisis dan penyusunan
data atribut, sehingga diperoleh
format data perubahan penggunaan lahan dalam
SIG.
Adapun tahapan pembuatan model SIG dalam
penelitian perubahan penggunan lahan, sebagai berikut:
-Proses digitasi peta penggunaan lahan hasil citra terklasifikasi skala 1:50.000 untuk wilayah KaliSurabaya, dengan menggunakan digitizer yang kemudian dilakukan transformasi dari raster ke vektor dengan hasil coverage penggunaan lahan;
-Proses digitasi peta penggunaan lahan hasil citra terklasifikasi skala 1:50.000 untuk wilayah KaliSurabaya, dengan menggunakan digitizer yang kemudian dilakukan transformasi dari raster ke vektor dengan hasil coverage penggunaan lahan;
-Overlay geometrik antara layer lahan dan sungai,lokasi industri dan titik-titik pantau dengan input
data skala 1 :
50.000 dan hasil overlay skala
1 : 250.000
-Pembuatan Sistem Informasi
Geografiss (SIG) dilakukan dengan menambahkan basis data BOD, COD,
TSS dan data-data
atribut seperti jenis industri, kode titik pantau dan jenis parameter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar