Sabtu, 17 Desember 2011

TUGAS TI SIG & INDRAJA


JURNAL
Bangun Muljo Sukojo dan Diah Susilowati

Review

Analisis   Dampak   Perubahan   Penggunaan   Lahan terhadap Tingkat Pencemaran di Wilayah Kali Surabaya  merupakan  salah  satu  langkah  untuk  mengetahui seberapa jauh dampak yang ditimbulkan oleh perubahan penggunaan  lahan  di  sekitar  Kali  Surabaya  terhadap tingkat  pencemaran  yang  terjadi.  Analisis tersebut  dilakukan dengan  menggunakan  metoda  Inderaja  (Penginderaan Jauh)  dan model monitoring kualitas air melalui SIG (Sistem Informasi Geografis)  untuk mengevaluasi dan memonitor penataan dan pengelolaan lingkungan, khususnya  Kali  Surabaya. Hasil  analisis  tersebut diharapkan   dapat   digunakan   dalam   pengendalian pemanfaatan lahan di wilayah Kali Surabaya.           
 SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan.
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang secara fisik tidak melakukan kontak dengan objek tersebut saat dilakukan pengukuran atau akuisisi. Data dari objek atau fenomena tersebut diperoleh dari sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.
Pencemaran  lingkungan  khususnya  pencemaran  air wilayah  Kali  Surabaya  diasumsikan  terjadi  karena  penurunan kualitas air sungai yang meliputi parameter kunci BOD, COD, TSS. Data kualitas air Kali Surabaya  diperoleh  berdasarkan  hasil  pemantauan  kualitas  air pada  9 titik pantau secara kontinu. Pengambilan data  kualitas air dilakukan setiap bulan baik musim kemarau maupun  musim  hujan. Pengaruh  perubahan  lahan diasumsikan terjadi sesuai dengan pembagian segmen berdasarkan arah konturnya.                                                        
Penurunan kualitas air seperti jumlah COD, BOD, dan padatan tersuspensi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan yang bergerak dalam sektor perikanan. Dari pengambilan sampel air dari sembilan titik menunjukan peningkatan jumlah cemaran yang mendominasi perairan dari tahun-ketahun.  Hal ini sangat berpengaruh terhadap usaha perikanan yang memanfaatkan air yang berasal dari kali surabaya, hal ini dapat menyebabkan kematian kematian pada kultivan yang kita pelihara akibat tingginya bahan pencemar yang terkandung dalam perairan.                                                                      
 Konsep  penyusunan  model  hubungan  antara  dampak  perubahan    penggunaan    lahan    terhadap tingkat pencemaran  di  wilayah  Kali  Surabaya,  dilakukan berdasarkan  analisis  terhadap  perubahan  penggunaan lahan dan tingkat pencemaran yang terjadi pada titik-titik pantau masing-masing segmen. Pada tahap awal dilakukan  pemrosesan  Citra  Landsat  TM (Thematic Mapper) tahun 1997  dengan proses pengolahan data citra menggunakan    software DIMPLE yang diinterpretasikan menjadi peta penggunaan lahan tahun 1997.  Sedangkan  peta  penggunaan  lahan (landuse)tahun 1990 diperoleh dengan cara digitasi   terhadap peta penggunaan lahan skala 1:50.000. Pengolahan database SIG, pengolahan analisis spasial dan statistik dengan   menggunakan   software   Arcview   Spasial Analysis  versi 1.0  untuk  membuat  model  perubahan penggunaan lahan   terhadap tingkat pencemaran yang dianalisis dari nilai kandungan BOD (Biological Oxygen Demand), COD  (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) pada tiap titik pantau dalam suatu segmen (area) Kali Surabaya
Tahap  pembuatan  database    SIG  dilakukan  melalui tahap-tahap berikut:                     (a) pengelolaan data sekunder yang berasal dari peta penggunaan lahan tahun  1990, peta topografi, dan data lapangan mengenai kondisi kualitas air di Kali Surabaya serta penentuan lokasi titik pantau; (b) digitalisasi peta penggunaan lahan (landuse) berikut penyesuaian sistem proyeksinya dari koordinat meja ke koordinat  UTM (Universal  Transverse  Mercator), penyuntingan  peta  dan  memasukkan  data  atribut;  (c)  tumpang susun (overlay) peta penggunaan lahan tahun  1997  dengan  peta  penggunaan  lahan  tahun 1990. Kemudian dengan memanfaatkan fasilitas sofware yang ada  dilakukan  analisis  dan  penyusunan  data  atribut, sehingga diperoleh format data perubahan penggunaan lahan dalam SIG.
        Berdasarkan   data  perubahan   kualitas   air   tersebut diperoleh  hasil  kecenderungan  meningkatnya  nilai parameter BOD, COD dan TSS yang hampir merata pada tiap  segmen, dengan kenaikan BOD, COD  dan TSS rata-rata 50-70 %. Selanjutnya   dilakukan   pembuatan   model   Sistem Informasi  Geografis,  yang  memadukan  overlay  data perubahan   penggunaan   lahan   hasil   data   citra terklasifikasi  dan  peta  penggunaan  lahan.  Kemudian dibuat   coverage   dengan   menggunakan   Software ArcView  Spasial  Analysis  dan  ditambahkan  atribut khusus untuk tingkat pencemaran  (BOD, COD, TSS) pada   titik   pantau   masing-masing   segmen.  Proses pembuatan basis data tersebut setiap saat dapat diakses sesuai keperluan.
             Adapun tahapan pembuatan model SIG dalam penelitian perubahan penggunan lahan, sebagai berikut:
-
Proses digitasi peta penggunaan lahan hasil citra terklasifikasi  skala 1:50.000  untuk wilayah  KaliSurabaya,  dengan  menggunakan  digitizer  yang kemudian  dilakukan  transformasi  dari  raster  ke vektor dengan hasil coverage penggunaan lahan;
-Overlay geometrik antara layer lahan dan sungai,lokasi industri dan titik-titik pantau dengan input data skala  1  :  50.000 dan hasil overlay skala  1  : 250.000
-Pembuatan  Sistem  Informasi  Geografiss (SIG) dilakukan dengan menambahkan basis data BOD, COD,  TSS  dan  data-data  atribut  seperti  jenis industri, kode titik pantau dan jenis parameter




Minggu, 20 November 2011




APA ITU BIOINFORMATIKA????????????


Apabila kita mendengar atau membaca Bioinformatika pasti yang akan muncul pada pikiran kita adalah segala Informasi yang berkaitan dengan makluk hidup, memang hal itu merupakan sedikit penjelasan dari pengertian bioinformatika, namun  hal yang saya akan bahas pada kali ini adalah Bioinformatika yang berkaitan di Bidang Perikanan

Bioinformatika dalam Bidang Perikanan

Bioinformatika adalah terapan dari ilmu teknologi informasi yang mengembangkan cabang ilmu biologi sebagai dasar ilmu yang dikaji dan terus diteliti demi kesejahteraan umat manusia. Bioinformatika di bidang perikanan adalalah segala bentuk informasi dan segala bentuk teknologi yang mendukung kegiatan dalam bidang perikanan: seperti perekayasaan genetika, penerapan teknologi tepatguna, modifikasi pakan bagi kultivan yang dipelihara . Bioinformatika sangat penting peranananya bagi dunia perikanan karena dengan adannya bioinformatika akan menguntungkan para pelaku bisnis yang terjun dalam bidang perikanan maupun kegiatan pendidikan yang mengkhususkan diri dalam bidang perikanan, hal ini sangat berdampak positif bagi semua orang.     

Suatu badan pemerintah yang berperan dalam mensosialisaikan dan menerapka  bioinformatika pada masyarakat adalah Lembaga Ilmu Pengetahiuan Indonesia  (LIPI). Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia juga memiliki tugas yang berkaitan dengan konservasi lingkungan hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berwenang untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah RI tentang penetapan daftar klasifikasi, kuota penangkapan dan perdagangan termasuk ekspor, re-ekspor, impor, introduksi dari laut, semua spesimen tumbuhan dan satwa liar; memonitor izin perdagangan dan realisasi perdagangan, serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang pembatasan pemberian izin perdagangan tumbuhan dan satwa liar berdasarkan evaluasi secara biologis; dan bertindak sebagai pihak yang independen memberikan rekomendasi terhadap konvensi internasional di bidang konservasi tumbuhan dan satwa liar.

Bioinformatika sangat berperan penting dalam kemajuan dunia perikanan di indonesia karena dengan bioinformatika, masyarakat bisa langsung mendapatkan perkembangan informasi yang berkaitan dengan dunia perikanan dan langsung bisa menerapkan teknologi tersebut di dunia nyata. Contoh yang dapat kita ambil adalah rekayasa genetika pada berbagai jenis ikan untuk menghasilkan suatu jenis ikan ataupun kultivan yang memiliki sifat-sifat unggul, Penelitian berbagai sumber pakan alami  yang bermanfaat bagi pertumbuhan kultivan, Melakukan penelitian  teknologi tepatguna  yang sesuai dengan kondisi agroklimat

Sabtu, 12 November 2011